Bahan Ajar : Pengantar Mitigasi Bencana

Authors

Dudi Nasrudin Usman, Universitas Islam Bandung; Icih Sukarsih, Universitas Islam Bandung; Yurika Purnamasari, Universitas Islam Bandung; Sri Widayati, Universitas Islam Bandung; Chusharini Chamid, Universitas Islam Bandung; Yulia Asyaiwati, Universitas Islam Bandung

Keywords:

Mitigasi, Bencana, Tambang

Synopsis

Pembangunan dan Pengembangan Wilayah yang terus berjalan berimbas terhadap kebutuhan lahan, salah satunya di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Sebagai kabupaten pemekaran, Bandung Barat terus membuat berbagai program pembangunan fisik. Salah satu faktor yang menjadi kendala terhadap proses pembangunan di Bandung Barat yaitu lebih dari 60% wilayah tersebut merupakan Zona Kawasan Rawan Bencana. Kawasan rawan bencana di Bandung Barat khususnya gerakan tanah tinggi tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat namun hanya menempati sebagian kecil wilayah masing-masing kecamatan. Kondisi rawan bencana di daerah Cisarua, Parongpong, dan Lembang umumnya berada di lereng Gunung Tangkubanperahu dengan kemiringan lereng lebih dari 45%. Selain itu, zona rawan bencana tinggi teridentifikasi juga di selatan Cililin dan Cihamplas berkaitan erat dengan jenis batuan terobosan di sebagian wilayahnya yang menghasilkan morfologi dengan kemiringan lereng cukup terjal.

Bencana alam bagi manusia merupakan bom waktu yang tidak pernah diketahui kapan akan terjadi dan dimana akan terjadi, meskipun secara keilmuan bencana alam dapat diprediksi berdasarkan ciri-ciri pada fenomena alamnya khususnya secara teknis dari kondisi yang ada. Efek dari bencana alam yaitu terjadinya kerusakan di muka bumi ini, kerusakan tersebut akan sangat erat kaitannya dengan apa yang dilakukan oleh manusia melalui semua kemampuan keilmuan dan logikanya yaitu melalui pengembangan wilayah, atau pembangunan. 

Untuk merespon terhadap aktivitas kebencanaan sehingga meminimalisir kerugian baik secara fisik maupun nilai ekonomi, maka diperlukan suatu proses mitigasi. Mitigasi resiko kerugian akibat kejadian bencana adalah suatu kebijakan yang tidak dapat diabaikan dan harus dikedepankan dalam setiap strategi pengembangan wilayah suatu kota. Upaya mitigasi bencana secara komprehensif seyogyanya berangkat dari suatu kajian resiko kebencanaan yang secara substansial akan bertumpu pada langkah awal dalam wujud penyiapan basis data kebencanaan berbentuk peta-peta kebencanaan. Diperlukan mitigasi bencana agar dapat meminimalisir resiko bencana yang terjadi di kemudian hari karena dampak yang ditimbulkan akibat bencana longsor akan semakin mengkhawatirkan apabila tidak ditangani dengan baik mengingat terjadi peningkatan pada tahun berikutnya dan jika dibiarkan akan semakin banyak kejadian longsor yang dapat merugikan baik dari materi maupun korban jiwa. 

Buku ini memberikan pemahaman terhadap wawasan dan pengetahuan tentang Zona Rawa Kebencanaan dan Mitigasi Bencana. Buku ini terdiri dari 4 Bab, yaitu Bab I (Satu) merupakan Bab Pendahuluan, Bab II (Dua) merupakan Bab Kebencanaan dari Sudut Pandang Islam, Bab III (Tiga) merupakan Bab Manajemen Mitigasi Bencana dan Bab IV (Empat) merupakan Bab Mitigasi Bencana Untuk Pertambangan dan Perencanaan Wilayah & Kota. 

Buku ini diharapkan bisa memberikan banyak pengetahuan dan pemahaman bagi para mahasiswa dalam mempelajari tentang Perencanaan Wilayah dan Kota serta Bidang Pertambangan. Kebencanaan sangat erat hubungannya dengan kedua bidang tersebut yang berdampak terhadap kerugian baik secara fisik maupun secara nilai keekonomian.

References

A. Hakim, “MAKNA BENCANA MENURUT AL-QUR’AN ”: Kajian Fenomena Terhadap Bencana di Indonesia A . Pendahuluan Agama Islam yang diturunkan Allah memiliki ajaran untuk kehidupan umat manusia secara menyeluruh di baik di dunia dan di akhirat . Ajaran Islam bersumberkan,” Hermeunetik, vol. 7, no. 2, pp. 279–296, 2013.

Ahmad Husein dan Aidil Onasis, 2017. MANAJEMEN BENCANA. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan. Pusat Pendidikan Sumberdaya Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan. Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

A. Mustaqim, “Teologi Bencana Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Nun, vol. 1, 2015.

Anonim (a), 2006. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI No. 33 TAHUN 2006 Tentang PEDOMAN UMUM MITIGASI BENCANA, KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA.

Anonim (b), 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Anonim. 2019. L. P. M. Al-Qur’an, Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama, 2019.

A. Wardhono and M. Rondhi, “Perhitungan Kerusakan dan Kerugian dalam Perspektif Ekonomi dan Sosial dengan Metode ECLAC pada Bencana Banjir Bandang ....,” Semin. Nas. dengan tema Bahaya Banjir Sedimen Direktorat Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementeri. PU bekerjasama dengan Magister Pengelolaan Bencana Alam Fak. Tek. UGM, no. October, pp. 0–20, 2010, doi: 10.13140/RG.2.1.3346.9840.

Badan Standarisasi Nasional (2015): SNI 8197:2015 - Metode pemetaan rawan banjir skala 1:50.000 dan 1:25.000, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional (2016): SNI 8291:2016 – Penyusunan dan penentuan zona kerentanan gerakan tanah, Jakarta.

Burhanudin Mukhamad Faturahman, 2018. Konseptualisasi Mitigasi Bencana Melalui Prespektif Kebijakan Publik. PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik. Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018.

D. Sesunan, “Analisis Kerugian Akibat Banjir Di Bandar Lampung,” War. LPM, vol. 5, no. 1, pp. 559–584, 2014.

https://icel.or.id/isu/tata-ruang-untuk-wilayah-rawan-bencana/

http://indonesiabaik.id/infografis/faktor-penyebab-terjadinya-bencana#:~:text=Apa%20saja%20penyebab%20terjadinya%20bencana%3F&text=Bencana%20yang%20disebabkan%20faktor%20alam,angin%20topan%2C%20dan%20tanah%20longsor.

http://jetro.go.jp/ext_images/indonesia/pdf/smartcity/seminar2018/A3BNBP.pdf

Info DEMNAS oleh Badan Informasi Geospasial tahun 2018, data diperoleh melalui situs internet: https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/#/. Diunduh pada tanggal 21 Juni 2022.

Koesmono, M., Kusnama, dan Suwarna, N. (1996): Peta geologi lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Jawa skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Liu, C., Li, W., Wu, H., Lu, P., Sang, K., dan Sun, W. (2013): Susceptibility evaluation and mapping of China’s landslides based on multi-source data, Nat. Hazards, 69(3), 1477-1495.

M. A. Humaedi, “Penanganan Bencana Berbasis Perspektif,” pp. 211–226, 2015.

M. H. Ansori and M. B. Santoso, “Pentingnya Pembentukan Program Sekolah Siaga Bencana Bagi Kabupaten Bandung Barat,” Pros. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 6, no. 3, p. 307, 2020, doi: 10.24198/jppm.v6i3.22975.

Miro, Fidel. (2005). Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi.

Muhammad Fu‘ad Abdul Baqi. 2017. Shahih Bukhari Muslim (Al - Lu'Lu' WalMarjan). Penerjemah : Muhammad Ahsan bin Usman. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia.

P. G. Kumar, V. Tejaswini, P. K. Rao, and G. Jaya Shankar, “Disaster mitigation and its strategies in a global context - a state of the art,” Mater. Today Proc., vol. 45, no. xxxx, pp. 6488–6492, 2020, doi: 10.1016/j.matpr.2020.11.369.

P. Kebencanaan and U. Dan, “Peta Kebencanaan : Urgensi Dan Manfaatnya,” Media Matrasain, vol. 14, no. 3, pp. 61–76, 2017.

P. N. Lal et al., National systems for managing the risks from climate extremes and disasters, vol. 9781107025. 2012.

Priyanto. A. 2006. Promosi Kesehatan Pada Situasi Emergensi. Edisi 2, Jakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (2004): Laporan akhir pengkajian potensi bencana kekeringan, banjir, dan longsor di kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat bagian barat berbasis sistem informasi geografis, Bogor.

Rachmat, A., 2005, Manajemen dan Mitigasi Bencana. Bandung: BPLHD

Revi Melianita, Andius Dasa Putra, dan Aminudin Syah. 2021. Analisis Potensi Kerentanan dan Risiko Bencana di Wilayah Kabupaten Tanggamus. JRSDD, Edisi September 2021, Vol.9, No.3, Hal:437-448(p-ISSN:2303-0011)(e-ISSN:2715-0690).

Silitonga, P. H. (1973): Peta geologi lembar Bandung skala 1:100.000, Direktorat Geologi dan US Geological Survey, Bandung.

S. L. Cutter and S. Derakhshan, “Implementing disaster policy: Exploring scale and measurement schemes for disaster resilience,” J. Homel. Secur. Emerg. Manag., vol. 16, no. 3, pp. 1–14, 2019, doi: 10.1515/jhsem-2018-0029.

Sudjatmiko (1972): Peta geologi lembar Cianjur skala 1:100.000, Jawa Barat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Uno, “Potensi bahan galian dan mitigasi bencana alam di wilayah sulawesi tengah,” SMARTek, vol. 8, no. 1, p. 13, 2010, [Online].

van Westen, C. J., Soeters R., dan Rengers N. (1993): Application of geographic information systems to landslide hazard zonation, Disertasi Doktor, Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation, Departement of Earth Systems Analysis.

Vevi Sunarti, 2014. Peranan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Rangka Mitigasi Bencana. SPEKTRUM PLS. Vol. II, No.2, Tahun 2014.

Published

September 10, 2022

Details about this monograph

doi

10.29313/up.112.47