Kesehatan Mental Dalam Perspektif Umum dan Islam
Synopsis
Jumlah Halaman : 268
Tinggi Buku : 23
ISBN : 978-634-7087-03-4
Kesehatan mental adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang sering kali kurang mendapatkan perhatian yang layak. Dalam dunia yang terus berkembang dengan tantangan dan tekanan yang semakin kompleks, kesehatan mental bukan hanya soal menghindari gangguan psikologis, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga keseimbangan emosi, pikiran, dan perilaku agar dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan produktif. Kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang memiliki kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang baik. Seseorang yang memiliki Kesehatan mental yang baik, ia mampu mengelola stres sehari-hari, bekerja secara produktif, dan berkontribusi positif dalam komunitasnya. Namun data terbaru menunjukkan bahwa salah satu gangguan mental paling umum di dunia adalah lebih dari 280 juta orang yang terdiagnosis gangguan mental dalam setiap tahunnya (WHO), sementara prevalensi depresi di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 3,7%, atau sekitar 9,16 juta orang terpapar penyitas depresi. Dengan sejumlah kasus bunuh diri yang terkait dengan penyitas depresi sebesar 3,4 per 100.000 orang. Umumnya kelompok remaja adalah kelompok yang sangat rentan terpapar gangguan ini atau diketahui sejumlah 45% dari mereka melaporkan pernah menyakiti diri sendiri. Berikutnya Gangguan kecemasan berdasarkan data WHO terkini, diperkirakan sekitar 275 juta orang atau 3,5% dari populasi global mengalami gangguan kecemasan. Prevalensi ini menjadikan gangguan kecemasan sebagai tantangan kesehatan mental yang cukup signifikan di banyak negara. Di mana wanita dilaporkan memiliki peluang dua kali lebih memungkinkan mengalami gangguan ini dibandingkan pria. Dan angka tertinggi peluang gangguan kecemasan ini sering ditemukan di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat. Adapun prevalensi penderita kecemasan di Indonesia menunjukkan dari populasi 280 juta penduduk, sekitar 30-32 juta orang di Indonesia mungkin menghadapi masalah kesehatan mental (WHO, 2023).
Fenomena ini tentunya sangat memprihatikan semua kalangan masyarakat dunia termasuk di Indonesia, di mana pemahaman Masyarakat tentang kesehatan mental masih relatif rendah meskipun kesadaran tentang hal ini mulai meningkat. Banyak orang masih mengaitkan gangguan mental dengan stigma negatif, seperti kelemahan atau kurangnya keimanan. Faktor ini sering menghambat penderita untuk mencari bantuan profesional. Selain itu, literasi tentang gejala, penyebab, dan pengobatan gangguan mental belum merata di berbagai kalangan, terutama di daerah pedesaan. Namun, berbagai kampanye publik dan edukasi dari pemerintah, lembaga kesehatan, serta media mulai membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental.
Pentingnya menyuarakan kesehatan mental adalah merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai pihak antara lain: Pemerintah melalui kampanye kesehatan, regulasi, dan penyediaan layanan kesehatan mental yang terjangkau. Kalangan tenaga Medis: Psikolog, psikiater, dan dokter perlu aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Institusi Pendidikan seperti sekolah dan universitas harus memasukkan pendidikan kesehatan mental dalam kurikulum. Selain itu media: Berperan menyebarkan informasi yang benar dan mengurangi stigma terkait kesehatan mental. Tak luput pula komunitas dan Individu seperti aktivis, tokoh agama, selebriti, dan influencer dapat menggunakan pengaruh mereka untuk menyampaikan pesan positif tentang pentingnya kesehatan mental. Kolaborasi antar elemen ini akan menciptakan pemahaman yang lebih baik di Masyarakat.
Untuk berperan aktif dalam mengampanyekan kesehatan mental, diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang kesehatan mental, terutama pemahaman tentang gejala-gejala gangguan dan dampaknya terhadap individu serta Masyarakat. Selain itu pemahaman tentang stigma sosial dan nilai budaya lokal yang seringkali memengaruhi dampak negative terhadap persepsi masyarakat tentang kesehatan mental. Faktor lainnya yang tidak bisa diabaikan adalah memahami tentang ketersediaan layanan, kualitas layanan dan hambatan terhadap akses layanan kesehatan mental termasuk untuk daerah-daerah terpencil.
Penulisan buku ini, khususnya bertujuan untuk mengisi kekosongan bahan materi perkuliahan psikologi Islam 3 tentang Kesehatan mental baik dalam perspektif umum maupun pendekatan islam . Fokus kami adalah menyajikan materi secara sistematis dan ilmiah, namun tetap mudah dipahami, sehingga dapat menjadi rujukan yang bermanfaat bagi pembaca khususnya dikalangan mahasiswa. Materi yang disampaikan dalam buku ini sebagai hasil dari kolaborasi para ahli di bidang Kesehatan mental termasuk melalui pendekatan Islam. Oleh karena itu, buku ini diharapkan mampu memahami secara mendasar dan tantangan masalah yang dihadapi di era modern. Selain itu, kami juga berupaya untuk memotivasi pembaca agar terus mengembangkan minat dalam mengeksplorasi dan menerapkan ilmu pengetahuan demi kemajuan bersama.
